Sabtu, 12 Maret 2016

Makalah BBLR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka kejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR.
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4 Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.


BAB II
TINJAUAN TEORI
1.         Pengertian
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Prawirohardjo, 2007).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010).
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants (Proverawati, 2010).


















2.         Patofisilogi
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan sosial ekonomi. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi, dan zat- zat beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi dituntut untuk beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal.
Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah yaitu :
a. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir, yaitu:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1.500-2.500 gram.
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.500 gram.
3. Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.000 gram

b. Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi dua golongan :
1. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus  kurang bulan sesuai masa kehamilan.

2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasanya disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan.

c. WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Hari).
2. Aterm: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259- 293 hari).
3. Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih).

a.      Etiologi
Menurut  Proverawati (2010). Faktor- faktor yang dapat menyebabkan kejadian BBLR, yaitu:
1.    Faktor ibu :
a) Penyakit
1. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti pendarahan ante partum, hipertensi, preeklampsia berat, eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal)
2. Menderita penyakit seperti malaria, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS.
b) Ibu
1. Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Kehamilan ganda (multi gravida)
3. Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
4. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c) Keadaan sosial ekonomi:
1. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
2. Mengejar aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat.
3. Keadaan gizi yang kurang baik.
4. Pengawasan antenatal yang kurang.
5. Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.
d) Sebab lain:
1. Ibu merokok
2. Ibu peminum alcohol
3. Ibu pecandu obat narkotik
4. Penggunaan obat antimetabolik
2.    Faktor janin:
a. Kelainan kromosom
b. Infeksi janin kronik
c. Radiasi
d. Kehamilan ganda/kembar (gemeli)
3.    Faktor plasenta:
a. Berat plasenta berkurang atau berongga
b. Luas permukaan berkurang
c. Plasentitis vilus (bakteri dan virus)
d. Tumor (mola hidatidosa)
e. Plasenta yang lepas
f. Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik)

4.     Faktor lingkungan:
a. Bertempat tinggal di dataran tinggi
b. Terkena radiasi
c. Terpapar zat beracun







b.      Manifestasi klinis      
Menurut Proverawati (2010), tanda dan karakteristik BBLR, yaitu :
a.       Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b.      Panjang badan  kurang dari 46 cm
c.       Lingkar kepala kurang dari 33 cm
d.      Lingkar dada kurang dari 30 cm
e.       Kepala tidak mampu tegak
f.       Pernapasan 40 – 50 kali per menit
g.      Nadi 100 – 140 kali per menit
h.      Rambut lanugo masih banyak
i.        Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
j.        Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
k.      Tumit mengkilap, telapak kaki halus
l.        Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turu ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang  
m.    Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
n.      Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
o.      Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot jaringan lemak masih kurang.
p.      Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

3.      Pemeriksaan penunjang (Salmah, 2006)
1.      Radiologi
·         Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.
·         USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari.
2.      Laboratorium
·         Darah rutin
·         Gula darah (8–12 jam post natal).
·         Analisa gas darah
·         Elektrolit darah (k/p)
·         Tes kocok/shake test

Interpretasi:
1)      (+)   : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2)      (-)    : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3)      Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.



















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
 I.            Pengkajian
1.               Data biografi : Nama, jeniskelamin, usia, riwayat kehamilan (usia kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu), komplikasi kehamilan dan persalinan, jenis persalinan.
2.               Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurangdari 2-3 detik).
3.               Sistem pernapasan :Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi.
4.               Sistem gastrointestinal :Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltic usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, consistensi dan bau), reflex menelan dan megisap yang lemah.
5.               Sistem genitourinaria :Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, beratjenis, dan PH).
6.               Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, reflex moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
7.               Sistem thermogulasi (suhu) :Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
8.               Sistem kulit :Keadaan kulit (warna, tandairitasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
9.               Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 danke 5, kulit keriput.
10.           Pemeriksaan penunjang :Pemeriksaan darah lengkap, Pemeriksaan fungsi hati, Pemeriksaan AGD.

           II.            Diagnosa Keperawatan
1.               Pola nafas tidak efektif b.d  imaturitas paru dan neuromuscular.
2.               Thermoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
3.               Resiko infeksi b.d  pertahanan imunologis yang kurang.
4.               Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
5.               Resiko kekurangan / kelebihan cairan b.d fisiologis imatur.
6.               Resiko gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, penurunan status nutrisi dan prosedur invasif.
7.               Resiko cidera karena peningkatan tekanan intrakranial b.d sistem saraf pusat imatur dan respon stress fisiologis.
8.               Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d perpisahan dari orang tua.
9.               Perubahan proses keluarga b.d kurang pengetahuan, hospitalisasi sekunder.












             III.            Rencana Asuhan Keperawatan
No
Dx. Keperawatan
TUJUAN
Intervensi
1
Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan  otot,  penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolic
Pola nafas efektif .Dengan Kriteria Hasil :
RR 30-60 x/mnt
Sianosis (-)
Sesak (-)
Ronchi (-)
Whezing (-)
    Mandiri :
v  Kaji frekuensi pernafasan dan pola pernafasan.
v  Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
v  Pertahankan suhu tubuh optimal
v  Posisikan bayi  pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi.
kolaborasi:
v Pantau pemeriksaan laboratory (GDA, glukosa serum, elektrolit).
v Berikan oksigen sesuai indikasi
2
Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.
Suhu tubuh kembali normal.
KriteriaHasil :
Suhu 36-37 C.
Kulit hangat.
Sianosis (-)
Ekstremitashangat
Mandiri
v Observasi tanda-tanda vital.
v Tempatkan bayi pada inkubator.
v Ganti pakaian setiap basah


Kolaborasi:
v Kolaborasi pemberian D-10 W dan ekspander  volume secara intra vena bila di perlukan.
v Berikan obat-obatan  sesuai indikasi fenobarbital, natrium bikarbonat
3
Resiko tinggi infeksi b.d respon imun imatur
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Leukosit 5.000–10.000
    Mandiri  :
v tingkatkan  cara-cara  mencuci tangan pada staf, orang tua  dan pekerja lain.
v Pantau pengunjung akan adanya lesi kulit.
v Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, misalnya :suhu, letargi atau perubahan perilaku. 
v Lakukan perawatan tali pusat sesuai kit.
v Berikan ASI
Kolaborasi
v  Berikan antibiotik sesuai indikasi
4
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
Nutrisi terpenuhi setelah
Kriteria hasil :
Reflek hisap dan menelanbaik
Muntah (-)
Kembung(-)
BAB lancar
Berat badan meningkat 15 gr/hr
Turgor elastis.
     Mandiri :
v  Timbang berat badan bayi saat menerima  diruangan perawatan dan setelah itu setiap hari.
v  Auskultasi bising usus,  perhatikan adanya  distensi  abdomen, dan perilaku menghisap.
v  Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dextrose dan air sesuai protokol rumah sakit.

Kolaborasi :
v  Berikanglukosadengansegeraperoralatauintravenabilakadardextrostikkurangdari 45 mg/dl.

             IV.            Implementasi
Menurut Nursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana indakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan dengan harapan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan BBLR yang harus diperhatikan adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital, memberikan minum, rawat klien dalam inkubator, berikan posisi semi fowler dan kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
                V.            Evaluasi
Menurut Nursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor”kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat mempertahankan suhu tubuh yang stabil, klien tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi, kebutuhan cairan klien kembali seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien tidak mengalami cidera, klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal, keluarga klien menunjukkan perilaku kedekatan yang positif.


















BAB IV
PENUTUP
1.   Kesimpulan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Prawirohardjo, 2007).
Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah yaitu :
a. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir, yaitu:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
3. Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER)

2.     Saran
Saya banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan dalam penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca.















1 komentar:

  1. Sands Casino: Las Vegas - Treasure Island
    Welcome to the Sands Casino in Las Vegas, Nevada. Featuring septcasino a AAA Five Diamond Award, this 5-star casino resort febcasino is located in choegocasino the heart of the Fremont Street Experience.

    BalasHapus